Minggu, 17 Agustus 2014

Jalan 'kesuksesan karier' bagian II


Tak Bisa Jatuh Cinta Lagi

Ketika dia yang kamu cintai pergi meninggalkan mu, dan tak mungkin kembali ke sisi mu lagi. Dia yang dulu kamu cinta, dan berharap untuk hidup bersama hingga maut memisahkan mu. Yang sangat kamu harapkan untuk menjadi imam bagi mu dan anak-anak mu, menjadikan mu wanita paling bahagia di dunia dan berharap dunia akan iri dengan kemesraan dan kebersamaan mu. Dan tiba-tiba  kamu harus menerima kenyataan, bahwa dia yang kamu cinta melebihi dirimu sendiri tak bisa lagi bersama mu, tak bisa lagi tinggal bersama mu, tak bisa lagi menjadi orang pertama yang membangunkan mu di waktu pagi. Tak bisa lagi membagi cinta dengan mu. Huuuuuuuuh....ketika itu terjadi kamu mungkin akan menangis dan berteriak, mengapa ini semua terjadi sama aku?, mengapa Tuhan tidak adil, mengapa aku tidak bisa bersama dia, emang salah ku apa?? Dan semua pertanyaan-pertanyaan yang kamu lontarkan seolah kamu manusia paling menyedihkan dan kamu merasa Tuhan sangat tidak adil sama kamu. Kamu merasa bahwa kamu tidak pantas lagi hidup. Kamu mengatakan untuk apa kamu hidup sementara orang yang paling kamu cintai, tidak ada lagi di sisi mu. Kamu terpenjara dalam kesedihan terdalam, perasaan sakit yang menggerogoti dan menyayat hati kamu perlahan-lahan. Berhari-hari  kamu merasakan itu semakin menyiksa mu, kamu bahkan tidak peduli lagi dengan tubuh mu  yang membutuhkan perhatian mu, yang membutuhkan kasih sayng mu. Kamu biarkan air mata terus keluar dari kedua kelopak mata mu, kamu tak lagi menghiraukan nasehat dari orang-orang  disekeliling kamu yang peduli dan sangat menyayangi  kamu. Kamu bahkan menganggap perkataan mereka hanya sebagai angin lalu, yang melintas percuma. Saat kamu merasa lelah dan tidak ada gunanya lagi menangis, kamu mencoba untuk tegar.
Mencoba untuk tertawa lagi, mencoba untuk bahagia lagi, walau kamu tahu, hati kamu sebenarnya sakit dan merasakan perih yang teramat dalam. Dan ketika mereka pergi, saat kamu sendiri, kembali bayang-bayang  dia menyapamu. Kamu seolah ingin berlari dan mengatakan “ aku ingin kamu  kembali, aku ingin kita bersama seperti dulu lagi, sekali lagi, ayo kita coba’.  Jauh dalam lubuk hati mu, kamu tahu bahwa jika terus bersama, bukan bahagia yang kamu dan dia rasakan, yang ada hanya rasa sakit dan sakit. Tapi kamu berbohong pada diri mu sendiri, bahwa kamu sangat bahagia selama bersama dia, kamu mengatakan hanya dia yang bisa membuat mu tertawa, hanya dia yang membuat mu bahagia. Jujur saja aku pernah megalami semua itu, aku pernah merasakan apa arti kehilangan. Yang sebenarnya apa aku benar-benar kehilangan? atau apakah dia memang  pantas untuk aku tangisi, atau dia adalah kebahagiaan ku dan cinta ku yang sesungguhnya?? Aku bertanya pada hati dan diriku sendiri, apa iya? Bahagiaku itu adalah tangis yang selalu aku rasakan ketika bersama dia? Apa benar tanpa dia aku tidak bisa melanjutkan hidupku lagi. Aku pun pernah mengutuk diriku sendiri, bahwa aku tidak akan mungkin jatuh cinta lagi, aku mugkin tidak bisa bahagia lagi  tanpa dia di sisi ku. Tapi apakah itu kebahagiaan  ku yang sebenarnya???
Tuhan.....
Yang Maha membolak-balikkan hati,
Aku bertanya padaMu...
Bahagia itu sebenarnya apa dan seperti apa???????
Apakah dengan merasakan kehilangan, justru adalah awal untuk menuju kebahagiaan ku yang sebenarnya?
Saat semua telah usai dan berlalu, aku menemukan yang lain, aku menemukan sosok  baru yang mencoba mengisi relung hati ku, yang mencoba mengisi ruang di hatiku yang mungkin masih kosong. Tapi sekali lagi, aku belum bisa melupakan dia, aku belum bisa membuka hati. Aku mungkin jatuh cinta, aku mungkin suka, bahkan ada keinginan untuk memiliki. Tapi aku harus sadar bahwa aku memang benar-benar belum bisa melupakan masa lalu. Aku merasa rapuh, bahkan sudah MENYERAH dengan  yang namanya cinta. Aku merasa bahwa cinta itu tidak ada. Yang ada hanya nafsu yang mengatas namakan cinta. Itu lah yang sebenarnya terjadi. Sehingga saat ini aku sangat anti dengan yang namanya ‘pasangan’ atau ‘pacaran’. Buat ku itu status bullshit yang sia-sia. Aku hanya percaya bahwa jalan Tuhan adalah jalan yang sebaik-baiknya yaitu pasangan yang sebenarnya dan cinta yang nyata itu adalah ketika hubungan itu ‘HALAL’....
Dan entah mengapa cinta yang aku rasakan saat ini seperti mudahnya datang dan pergi, berbalut kebosanan. Dan mencoba lagi, mengenal yang lain. Mengenal lebih banyak laki-laki. Padahal jika jujur, aku hanya merasa itu sebagai hiburan saat  hidupku terasa datar-datar  saja. Tak ada yang istimewa memang, atau mungkin aku yang sudah sejak awal membuat dinding dan menutup hati, untuk tak mengenal lagi  yang namanya cinta. Kadang aku merasa sepi, aku merasa butuh seseorang untuk membagi  kisah ku, untuk membagi  bahagia ku,  sedih ku. Aku rindu dengan sosok seperti itu. Aku ingin memiliki  laki-laki yang bisa mengerti aku. Aku ingin menjalani cinta yang sebenarnya, tapi sekarang mata hati ku sudah tertutup. Tak ingin lagi melihat itu, tak ingin lagi merasakan itu. Aku hanya bisa bermimpi dan berangan. Karena saat ini memang itu yang harus aku lakukan. Karena aku sudah memilih jalan ‘kesuksesan karier’, konsekuensiya ya seperti ini, aku harus terpenjara dalam dinding yang aku buat dan masih dihantui oleh masa lalu yang sampai saat ini aku belum bisa mengatasi hal itu.
Aku teringat dengan sebuah kata-kata..
“lebih baik dicintai  daripada mencintai”
Saat ini dicintai mungkin pilihan terbaik. Kamu tidak perlu merasa sakit dan tidak perlu memikirkan dia yang mencintai mu. Seolah itu senjata mu, untuk bisa mempermainkan dia. Kamu bisa melakukan apa saja, tidak perlu berkorban , tidak perlu meneteskan air mata dan tidak ada kata ‘sakit’. Tapi apa itu bisa membuat mu bahagia? Hanya karena dia sangat mencintai mu, kamu bisa melakukan apapun tanpa peduli tentang perasaannya. Dia mungkin bisa mentolerir semua itu, karena alasan ‘cinta’. Tapi bagiku itulah kejahatan cinta yang sebenarnya. Itulah sakit yang sebenarnya. Saat  kamu  tak meginginkan dia di sisimu, tapi kamu memberinya harapan. Kamu seolah ingin melampiaskan sakit mu yang dulu kepada dia yang tulus mencintai mu atau hanya sekedar ingin memiliki mu. Jujur saja, Aku tidak akan pernah melakukan itu, aku bahkan tidak tega membuat orang lain sakit karena ku. Bahkan sebelum dia mengatakan cinta padaku, aku akan lebih memilih untuk menjauh, aku tidak ingin orang lain terluka, terluka sama seperti ku. Meski itu hanya karena dia mencintai ku. Aku tidak ingin membohongi diriku dan perasaan ku, bahwa aku hingga saat ini masih belum bisa untuk membuka lembaran baru, masih belum bisa menuliskan kisah-kisah indah dengan pena yang baru. Aku memang bodoh, hanya karena masa lalu, aku menyalahkan ‘tanggung jawab’ ku dan membuat itu sebagai alasan agar  tak ada laki-laki yang megatakan cinta padaku. Mungkin sekarang aku lebih suka berteman, meski aku tidak perlu sombong, karena memang kenyataannya banyak yang mengiginkanku. Tapi jujur, itu sama sekali tidak membuat ku bahagia. Aku merasa itu sebagai hiburan saja, diatas semua kepenatan ku dengan rutinitas ku setiap harinya. Untuk orang-orang yang menyayangi ku, aku berterima kasih akan semua itu. Aku bersyukur, saat aku merasa jatuh dan putus asa ada kalian yang masih setia di sisi ku. Terimakasih karena kalian mau mencintai ku, mau menyukai ku, bahkan ingin memiliki ku. Padahal aku merasa sangat tidak layak untuk kalian. Jauh dalam lubuk hati ku, aku merasa hina, aku wanita yang buruk.
Satu hal yang ingin aku katakan...
Jika saatnya tiba, siapapun diantara kalian yang suatu saat nanti akan menjadi imam bagi ku...
Aku berharap bisa menjadi wanita yang solehah, isteri yang baik, dan aku berharap semoga aku bisa jatuh cinta lagi. Iya,,, kali ini aku berdoa semoga Tuhan memberikan ku anugerah untuk merasakan cinta yang sebenarnya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Search Me

Blogger templates

Adele - Set Fire to the Rain

goyang ngebor