Tak Bisa Jatuh Cinta Lagi
Ketika dia yang kamu cintai pergi
meninggalkan mu, dan tak mungkin kembali ke sisi mu lagi. Dia yang dulu kamu
cinta, dan berharap untuk hidup bersama hingga maut memisahkan mu. Yang sangat
kamu harapkan untuk menjadi imam bagi mu dan anak-anak mu, menjadikan mu wanita
paling bahagia di dunia dan berharap dunia akan iri dengan kemesraan dan
kebersamaan mu. Dan tiba-tiba kamu harus
menerima kenyataan, bahwa dia yang kamu cinta melebihi dirimu sendiri tak bisa lagi
bersama mu, tak bisa lagi tinggal bersama mu, tak bisa lagi menjadi orang
pertama yang membangunkan mu di waktu pagi. Tak bisa lagi membagi cinta dengan
mu. Huuuuuuuuh....ketika itu terjadi kamu mungkin akan menangis dan berteriak, mengapa
ini semua terjadi sama aku?, mengapa Tuhan tidak adil, mengapa aku tidak bisa
bersama dia, emang salah ku apa?? Dan semua pertanyaan-pertanyaan yang kamu
lontarkan seolah kamu manusia paling menyedihkan dan kamu merasa Tuhan sangat
tidak adil sama kamu. Kamu merasa bahwa kamu tidak pantas lagi hidup. Kamu
mengatakan untuk apa kamu hidup sementara orang yang paling kamu cintai, tidak
ada lagi di sisi mu. Kamu terpenjara dalam kesedihan terdalam, perasaan sakit
yang menggerogoti dan menyayat hati kamu perlahan-lahan. Berhari-hari kamu merasakan itu semakin menyiksa mu, kamu
bahkan tidak peduli lagi dengan tubuh mu
yang membutuhkan perhatian mu, yang membutuhkan kasih sayng mu. Kamu
biarkan air mata terus keluar dari kedua kelopak mata mu, kamu tak lagi
menghiraukan nasehat dari orang-orang
disekeliling kamu yang peduli dan sangat menyayangi kamu. Kamu bahkan menganggap perkataan mereka
hanya sebagai angin lalu, yang melintas percuma. Saat kamu merasa lelah dan
tidak ada gunanya lagi menangis, kamu mencoba untuk tegar.
Mencoba untuk
tertawa lagi, mencoba untuk bahagia lagi, walau kamu tahu, hati kamu sebenarnya
sakit dan merasakan perih yang teramat dalam. Dan ketika mereka pergi, saat
kamu sendiri, kembali bayang-bayang dia
menyapamu. Kamu seolah ingin berlari dan mengatakan “ aku ingin kamu kembali, aku ingin kita bersama seperti dulu
lagi, sekali lagi, ayo kita coba’. Jauh
dalam lubuk hati mu, kamu tahu bahwa jika terus bersama, bukan bahagia yang
kamu dan dia rasakan, yang ada hanya rasa sakit dan sakit. Tapi kamu berbohong
pada diri mu sendiri, bahwa kamu sangat bahagia selama bersama dia, kamu
mengatakan hanya dia yang bisa membuat mu tertawa, hanya dia yang membuat mu
bahagia. Jujur saja aku pernah megalami semua itu, aku pernah merasakan apa
arti kehilangan. Yang sebenarnya apa aku benar-benar kehilangan? atau apakah
dia memang pantas untuk aku tangisi,
atau dia adalah kebahagiaan ku dan cinta ku yang sesungguhnya?? Aku bertanya
pada hati dan diriku sendiri, apa iya? Bahagiaku itu adalah tangis yang selalu
aku rasakan ketika bersama dia? Apa benar tanpa dia aku tidak bisa melanjutkan
hidupku lagi. Aku pun pernah mengutuk diriku sendiri, bahwa aku tidak akan
mungkin jatuh cinta lagi, aku mugkin tidak bisa bahagia lagi tanpa dia di sisi ku. Tapi apakah itu
kebahagiaan ku yang sebenarnya???
Tuhan.....
Yang Maha membolak-balikkan hati,
Aku bertanya padaMu...
Bahagia itu sebenarnya apa dan seperti
apa???????
Apakah dengan merasakan kehilangan, justru
adalah awal untuk menuju kebahagiaan ku yang sebenarnya?
Saat semua telah usai dan berlalu, aku
menemukan yang lain, aku menemukan sosok
baru yang mencoba mengisi relung hati ku, yang mencoba mengisi ruang di
hatiku yang mungkin masih kosong. Tapi sekali lagi, aku belum bisa melupakan
dia, aku belum bisa membuka hati. Aku mungkin jatuh cinta, aku mungkin suka,
bahkan ada keinginan untuk memiliki. Tapi aku harus sadar bahwa aku memang
benar-benar belum bisa melupakan masa lalu. Aku merasa rapuh, bahkan sudah
MENYERAH dengan yang namanya cinta. Aku
merasa bahwa cinta itu tidak ada. Yang ada hanya nafsu yang mengatas namakan
cinta. Itu lah yang sebenarnya terjadi. Sehingga saat ini aku sangat anti
dengan yang namanya ‘pasangan’ atau ‘pacaran’. Buat ku itu status bullshit yang
sia-sia. Aku hanya percaya bahwa jalan Tuhan adalah jalan yang sebaik-baiknya
yaitu pasangan yang sebenarnya dan cinta yang nyata itu adalah ketika hubungan
itu ‘HALAL’....
Dan entah mengapa cinta yang aku rasakan
saat ini seperti mudahnya datang dan pergi, berbalut kebosanan. Dan mencoba
lagi, mengenal yang lain. Mengenal lebih banyak laki-laki. Padahal jika jujur,
aku hanya merasa itu sebagai hiburan saat
hidupku terasa datar-datar saja.
Tak ada yang istimewa memang, atau mungkin aku yang sudah sejak awal membuat
dinding dan menutup hati, untuk tak mengenal lagi yang namanya cinta. Kadang aku merasa sepi,
aku merasa butuh seseorang untuk membagi
kisah ku, untuk membagi bahagia
ku, sedih ku. Aku rindu dengan sosok
seperti itu. Aku ingin memiliki
laki-laki yang bisa mengerti aku. Aku ingin menjalani cinta yang
sebenarnya, tapi sekarang mata hati ku sudah tertutup. Tak ingin lagi melihat
itu, tak ingin lagi merasakan itu. Aku hanya bisa bermimpi dan berangan. Karena
saat ini memang itu yang harus aku lakukan. Karena aku sudah memilih jalan
‘kesuksesan karier’, konsekuensiya ya seperti ini, aku harus terpenjara dalam
dinding yang aku buat dan masih dihantui oleh masa lalu yang sampai saat ini
aku belum bisa mengatasi hal itu.
Aku teringat dengan sebuah kata-kata..
“lebih baik dicintai daripada mencintai”
Saat ini dicintai mungkin pilihan terbaik.
Kamu tidak perlu merasa sakit dan tidak perlu memikirkan dia yang mencintai mu.
Seolah itu senjata mu, untuk bisa mempermainkan dia. Kamu bisa melakukan apa
saja, tidak perlu berkorban , tidak perlu meneteskan air mata dan tidak ada
kata ‘sakit’. Tapi apa itu bisa membuat mu bahagia? Hanya karena dia sangat
mencintai mu, kamu bisa melakukan apapun tanpa peduli tentang perasaannya. Dia
mungkin bisa mentolerir semua itu, karena alasan ‘cinta’. Tapi bagiku itulah
kejahatan cinta yang sebenarnya. Itulah sakit yang sebenarnya. Saat kamu
tak meginginkan dia di sisimu, tapi kamu memberinya harapan. Kamu seolah
ingin melampiaskan sakit mu yang dulu kepada dia yang tulus mencintai mu atau
hanya sekedar ingin memiliki mu. Jujur saja, Aku tidak akan pernah melakukan
itu, aku bahkan tidak tega membuat orang lain sakit karena ku. Bahkan sebelum
dia mengatakan cinta padaku, aku akan lebih memilih untuk menjauh, aku tidak
ingin orang lain terluka, terluka sama seperti ku. Meski itu hanya karena dia
mencintai ku. Aku tidak ingin membohongi diriku dan perasaan ku, bahwa aku
hingga saat ini masih belum bisa untuk membuka lembaran baru, masih belum bisa
menuliskan kisah-kisah indah dengan pena yang baru. Aku memang bodoh, hanya
karena masa lalu, aku menyalahkan ‘tanggung jawab’ ku dan membuat itu sebagai
alasan agar tak ada laki-laki yang
megatakan cinta padaku. Mungkin sekarang aku lebih suka berteman, meski aku
tidak perlu sombong, karena memang kenyataannya banyak yang mengiginkanku. Tapi
jujur, itu sama sekali tidak membuat ku bahagia. Aku merasa itu sebagai hiburan
saja, diatas semua kepenatan ku dengan rutinitas ku setiap harinya. Untuk
orang-orang yang menyayangi ku, aku berterima kasih akan semua itu. Aku
bersyukur, saat aku merasa jatuh dan putus asa ada kalian yang masih setia di
sisi ku. Terimakasih karena kalian mau mencintai ku, mau menyukai ku, bahkan
ingin memiliki ku. Padahal aku merasa sangat tidak layak untuk kalian. Jauh
dalam lubuk hati ku, aku merasa hina, aku wanita yang buruk.
Satu hal yang ingin aku katakan...
Jika saatnya tiba, siapapun diantara kalian
yang suatu saat nanti akan menjadi imam bagi ku...
Aku berharap bisa menjadi wanita yang
solehah, isteri yang baik, dan aku berharap semoga aku bisa jatuh cinta lagi.
Iya,,, kali ini aku berdoa semoga Tuhan memberikan ku anugerah untuk merasakan
cinta yang sebenarnya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar