Apa Benar Aku Tidak Memiliki Pilihan?????
Awalnya aku tidak pernah berfikir untuk
menuangkan isi hatiku dalam sebuah tulisan. Iya..aku hanya berfikir bahwa apa
yang ada dalam hati dan fikiran ku adalah sesuatu yang memang sekedar melintas, kemudian pergi saat itu
juga. Aku juga heran, kenapa setiap aku melihat sesuatu yang menurut ku menarik
di hadapanku, otak dan hati ini entah mengapa langsung saling terkoneksi
merangkai sebuah kata. Kamu tahu, itu seperti melihat sosok laki-laki tampan
yang tiba-tiba muncul di hadapanmu dan seolah mengharuskan mu berkomentar bahwa dia “tampan”, aku ingin mengenalnya dan
seolah kamu akan menimbulkan suatu reaksi yang terkesan ‘bodoh dan konyol’. Dan
mungkin kamu akan megatakan pada dirimu senndiri, bahwa apa saat itu kamu
terlihat cantik atau tidak? Hmmmmm......atau ketika kamu melihat dia bersama
kekasihnya, dan seketika itu reaksi kamu pun berubah. Kamu mengatakan “hmmm
ternyata dia sudah ada yang punya”.
Terkadang kamu sangat merasa bahagia, hanya dengan
melihatnya. Walaupun kamu tak bisa memilikinya.
Memang aneh,, tapi itu mungkin yang dinamakan reaksi emosiaonal yang disebut
jatuh cinta atau kagum atau mungkin hanya sekedar suka akan
parasnya????? Yaahhh,,, semua orang punya persepsi yang berbeda-beda akan ha
itu. Saat kamu merasa sendiri, padahal
ditengah keramaian, dan hanya duduk memperhatikan muda-mudi yang bolak-balik
lewat di depan kamu. Mungkin otak kamu akan mulai berfikir dan membuat komentar
dalam benakmu. Seperti hari ini, pasangan muda, bisa dibilang sangat muda yang
terlihat berjalan bersama-sama dengan bahagianya. Kemudian muncul dalam hati
ini rasa iri. Bukan apa, tapi aku bertanya pada diriku sendiri, mereka masih
muda tapi bisa hidup bersama. Sebagian dari
mereka bahkan memilih untuk melepaskan impian mereka dan memilih untuk
hidup dengan orang yang mereka cintai, tanpa ada rasa beban sedikitpun. Dan
sebagian yang lain bisa menjadi pasangan tanpa harus melepas ‘tanggung jawab’
mereka, misalkan “kuliah”. Hmmmm..... melihat mereka saja, aku pikir dunia dan
kehidupan mereka sangat mudah.
Tapi sekali lagi, aku kembali ke dunia ku, dan berhenti cemburu ataupun iri
dengan kehidupan mereka. Aku kembali ke tempat yang memang seharusnya aku
berada. Aku mungkin merasa tidak memiliki atau bahkan tidak berhak memiliki
pilihan hidup seperti itu. Aku mungkin harus sadar dan terbangun dari
mimpi-mimpi yang sesaat itu. Aku sadar, bahwa pilihan ku memang hanya dua,
kebahagiaan orang-orang disekitar ku atau kebahagiaan ku sendiri?? Huuuuuuuh...
dan sekali lagi aku harus menghela nafas dalam-dalam.
Tuhan..
Apa memang benar seperti itu??????
Aku mungkin akan menjadi manusia yang sangat
egois di dunia ini, yang hanya mengejar kebahagiaan dan kesenangan ku saja,
tanpa peduli orang-orang dibelakang aku, orang tua ku, orang-orang yang
menyayangiku, bahkan orang-orang yang sangat peduli ‘aku bisa menjadi’ sesuatu.
Atau mungkin aku akan tetap pada pilihan ku
bahwa aku harus menunggu, aku harus menunaikan takdir yang memang dituliskan
untuk ku, bahwa aku harus mengutamakan
yang memang adalah sebenarnya prioritas hidup ku, yakni membahagiakan mereka
yang menyayangi ku, mereka yang selalu men-support aku, mereka yang selalu
mendoakan untuk kesuksesan ku. Namun, konsekuensinya aku harus melepas semua
keinginan ku, iyaa.... mengejar kebahagiaan ku sendiri. Aku harus fokus pada
apa yang aku inginkan sejak awal, aku harus fokus pada jalan ini, jalan yang
disebut dengan ‘kesuksesan karier’. Dimana aku harus melepas semua keinginan
ku, keegoisan ku, kesenangan ku. Aku bahkan harus membuat dinding antara aku
dan mereka yang ingin mengenal ku. Laki-laki yang mencoba untuk menerobos
dinding pertahanan yang sedang aku coba untuk membuatnya lebih tinggi. Sehingga
mereka tidak dapat masuk dan diam di ruang hati dan keinginan ku. Yang mereka
menyebutnya cinta, aku mungkin harus kuat bahkan lebh kuat untuk itu. Aku harus
lebih kuat melawan diri ku sendiri, melawan kehendak ku dan keinginan ku. Ini
demi ‘‘mereka’.
Meski aku merasa ini tidak adil, mengapa aku
tidak berhak untuk bahagia seperti mereka, seolah aku terpenjara dalam takdir
ku sendiri. Seolah Tuhan mengatakan
bahawa ‘’untuk saat ini kamu tidak boleh memikirkan yang lain, hanya fokus pada
takdir yang Aku tuliskan untuk mu, takdir yang mengharuskan mu untuk berhenti
bermimpi tentang cinta, jatuh cinta atau keinginan memiliki kekasih hati.’’ BERHENTI MENGHARAPKAN ITU !!
ini seperti tamparan keras untuk ku, ini seolah menyadarkan ku, ketika aku
mulai terbuai dan akan memasuki alam mimpi indah bersama dia yang ingin aku
cintai. Terkadang aku menginginkan sesuatu yang instan, sesuatu yang cepat
tanpa harus berusaha. Aku bermimpi, kenapa tidak ada pangeran yang datang padaku
dan menyelamatkan hidup ku. Iya, cara ini mungkin akan menjadi solusi untuk
hidupku. Ketika aku sudah merasa lelah dengan semua ini, ketika aku sudah
merasa putus asa dan ingin berhenti. Sekali lagi aku mengahrapkan laki-laki
seperti itu, tapi mungkin itu hanya ada dalam sebuah dongeng, dalam sebah drama
televisi yang hanya merupakan fiktif
belaka, yang merupakan angan-angan ku saja agar
terbebas dari semua beban dan tanggung jawab ini.
Tuhan..
Katakan padaku bahwa pa yang aku impikan dan
angan kan ini adalah sesuatu yang sia-sia. Itu TIDAK MUNGKIN terjadi tanpa aku harus berusaha.
Saat
aku mulai menyerah....
Aku hanya mengingat satu hal yang tertulis
dalam sebuah Al-Kitab...
‘’Tuhan tidak mungkin memberikan cobaan
untuk hambaNya, melebihi kemampuan mereka’’....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar